HARYANI DINA
Pesta demokrasi sudah telah kita lalui bersama-sama, baik dalam satu propinsi maupun kepropinsi lain atau dalam satu kota maupun kota-kota lain. Berbicara masalah demokrasi, maka tidak luput dengan adanya pemilihan. Pemilihan yang dimaksud adalah memilih para pejabat baru yang akan menggantikan posisi kedudukan pejabat-pejabat sebelumnya. Maka dari itu, penulis akan mengupas beberapa penggalan kalimat mengenai demokrasi kecil-kecilan yang terjadi di sebuah perkotaan maupun di berbagai pelosok desa khususnya di kota saya sendiri.
Dengan diadakannya demokrasi kecil tersebut, telah memberikan peluang beberapa orang di dalam masyarakat maupun dalam kota untuk memeperoleh jabatan, seperti hal yang dialami oleh masyarakat di kecamatan saya. Di kota saya yaitu di Raha telah diadakan pemilihan bupati baru. Dalam pemilihan tersebut, banyak para pejabat yang telah mencalonkan diri. Tetapi, hal yang paling utama diperebutkan adalah kedudukan sebagai bupati.
Sebelum diadakan pemilihan, sebagian masyarakat sudah menetapkan pilihan mereka masing-masing. Bisa saja mereka sudah mematangkan pilihannya terhadap satu calon tanpa ada rasa paksaan dari pihak mana pun. Tetapi, yang dikhawatirkan disini adalah jangan sampai sebagian dari warga sudah menerima suapan berupa uang atau hal-hal lain terhadap yang sudah didukungnya. Hal ini benar-benar telah terjadi dan tidak perlu kita pungkiri lagi. Seperti kemarin ada beberapa orang yang telah dijanjikan bahwa kalau yang didukungnya naik dan sudah menjadi bupati, maka mereka-mereka akan mengalami kenaikan kedudukan. Dengan menyebarnya isu-isu tersebut, penulis sempat tidak percaya, tetapi setelah dibuktikan diliburan baru-baru semuanya itu benar. Penulis mendengar dan melihat secara langsung bahwa setelah calon yang didukung naik untuk menjabat sebagai bupati banyak para pejabat maupun para guru-guru baik dari guru SMA, SMP, SD bahkan TK jabatannya dinaikan. Tetapi dibalik semua itu ada banyak pihak yang dimutasi. Pihak yang menjadi korban tidak mengetahui secara pasti bahwa dengan alasan apa sehingga mereka sampai dimutasi. Banyak hal yang dilakukan dengan mencari pembelaan untuk menyelamatkan kedudukan mereka. Tetapi, semuanya tidak berhasil pula. Sekarang ini pihak yang dimutasi hanya menunggu dan menunggu kejelasan tentang apa yang akan terjadi kedepannya. Untuk itulah hal yang akan mereka genggam untuk selamanya adalah hanya kekecewaan belaka dengan adanya bupati baru. Pihak pendukung hanya berfoya-foya merayakan kemenangan mereka, tetapi pihak yang menjadi korban hanya tangisan dan yang dirasakan untuk selama-lamanya adalah kehidupan yang tidak tentram tanpa adanya kejelasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar